Bunga kasih

Home | About Me | Favorite Links | Contact Me

dsc00584.jpg

Selamat datang! Welcome to my website! A place where I can express my feeling through my simple poems. They have been created spontaneous with a lot of weaknesses.
 
I have a dream that someday, I can be a good writer and with your comments and critics, I can achieve my goal! My Dream!
 
So dear friends....fell free to drop your comments.
 
Best regards!

Puisi ini di olah secara spontan melalui kejadian yang berlaku di sekeliling kita. Karya yang saya hasilkan belum lagi boleh berdiri sama tinggi dengan penulis yang berbakat di negeri ini.
 
Saya harap mendapat bimbingan dari anda sekelian agar karya saya boleh berkembang mewarnai alam penulisan sastera di tanah air saya sendiri.
 
Salam mesra

dscn2509.jpg

dsc00563.jpg

Keningau
December 2004
BUNGA BUNGA KASIH
Bunga bunga kasih
Harum dan indah
Warna mu memikat hati
keunikanmu memukau jiwa
 
Bunga bunga kasih
Cintaku tersemai di sini
Kasihku bersemi di sini
Embun menitis di pipimu
membajai warna kerinduanku
 
Bunga bunga kasih
Andai kau tahu isi hatiku
Entah berat mana keluhanmu
Entah bagaimana warna kekecewaan di jiwamu
Kerana tidak dapat menyampaikan
bisikan hatiku padanya.
 

Cintaku seperti bunga ditaman harum mewangi dan segar di jambangan.

Tiba tiba saja....
dscf0088.jpg

Tiba tiba saja…

Aku tersedar

Rupa rupanya

Aku terlalu miskin

Terlalu daif.

 

Tiba tiba saja…

Aku tersentak

Punya harta dan kemewahan

Namun aku tidak bisa

Membeli kebahagian

Memdapat kasih saying.

 

Tiba tiba saja…

Aku teramat merindui

Ketika duluvtidak punya apapun

Namun aku kaya kasih sayang

Aku miliki segala cinta yang ada di dunia ini

Yang tidak payah aku beli

Datang dari dua jiwa mulia

Yang membawa aku kedunia ini

 

Arghhhhhh!

Menjadi yatim piatu

Aku sendirian

Aku kehilangan kasihmu

Aku miskin tanpa kamu berdua.

 

Tiba tiba saja…

Aku teramat merinduimu

Mama dan papa

Semoga kamu beristirihat dengan aman

Dan aku tetap merinduimu

Tiada kasih semurni kasihmu

Tiada cinta seiklas cinta kamu.

 

 

Tenom,
December 2004

dscn3102.jpg

CUKUPLAH!

Cukuplah!

 

Cukuplah sampai di sini

Bangkit dan hapuskan airmatamu

Tutuplah lembar lembar deritamu

Jangan kenangi sejarah hitam itu lagi.

 

Cukuplah sampai di sini

Kita harus terus tabah

Menghadapi halangan mendatang

Jangan mengalah!

Kita kaum yang cekal

Kuat

            Tabah

                        Sabar…

 

Cukuplah!

Jangan terus menyesali

            Menangis

                        Kecewa

                                    Putus harapan!

 

Cukuplah sampai di sini

Kutiplah kepingan deritamu

Tanamkan ke dasar lautan

Walau payah untuk dilupakan.

Kita lakarkan kehidupan baru!

 

 
TENOM,
DECEMBER 2004

dscn3124.jpg

TAMAN PERTANIAN - TENOM
5/12/04
PERMATA HATIKU

Permata hatiku

Anugerah Allah padaku

Tidak ternilang nilainya

Menjadi penyambung nyawaku

Menberi kebahagian padaku.

 

Permata hatiku

Telahku titipkan padamu

Niai kasih saying sejati

Telahku ceritakan padamu

Kesician nilai kemanusian

Untuk kamu taburkan kelak.

 

Permata hatiku

Telah kamu berikan padaku

Kebahagian seluas lautan dalam

Kasih sayang setinggi gunung

Perhatian yang tidak bernoktah

Walau terkadang hati ini tersentuh

Namun keranamu

Permata permata hatiku

Perjalan penuh onak berbisa ini

Ku tempuhi tanpa kesukaran.

  

 

 

Buat anak anakku tersayang

Yang membuat hari hari ini sentiasa bersinar

dscf0211.jpg

SEMOGA DAMAI BERSAMAMU

 

Papa…

Ketika merenung wajahmu buat terakhir kali

Ku titipkan doa pada yang Satu

Semoga pintu syurga terbuka buatmu.

 

Papa…

Ketika kerandamu

Di tutup dan di bawa pergi

Bagai di ragut jantung ini

Terhenti degupannya

Longlai langkah mengiringimu

Bersemadi di sana buat selamanya.

 

Papaku saying

Semoga kau menemui mama disana

Yang menantimu

Dan sampaikan salam rinduku padanya.

.

October 1995

KOTA KINABALU KOTAKU
dsc00543.jpg

Kota Kinabalu Oh Kotaku

 

Dulu Api-Api

Lalu bergelar Jesselton

Teringat cerita anak muda Inggeris

Yang berwawasan konon mahu memajukanmu

Namun nun jauh di pinggir kota

Meragut dengan haloba!

Menimba segala keuntungan!

Segala kemewahan kembali ke negaranya.

 

Dulu Api Api

Lalu bergelar Jesselton

Sehingga ketibaan

Jejaka dari kota Matahari terbit

Sama bohongnya

Sama tipunya

Mengerah!

            Menyeksa

                        Lintah darat semua!

 

Dulu Api Api

Lalu bergelar Jesselton

Setelah serik menderita

Anak bumi bangun dan bertindak

Mahukan kemerdekaan

Lantas bendera putih merah tumpas

Union Jack menyusuli dengan lesu

Sedih di iringi lagu God Save The Queen

Maruahnya turun dari segelip penjuru kotaku

Empat belas Jalur Gemilang berkibar megah

Dan menyanjungi kebangaanmu Kinabalu

Kotaku …

 

Kotaku Oh Kota Kinabalu

Kita sudah bebas!

Bebas!

Bebas dari pernjajah yang bermuka muka

Kini….

Di dadamu kini tersumbat

Kesedihan

Di bahumu terpikul

Bebanan

Apa akan terjadi pada warga luar

Yang sering berbahagia menoreh rezeki

Tidak peduli apa carapun!

Aduh….!

Rumah setingan yang tumbuh segar itu

Menghiasi perut kotamu

Bagaimana nasib warga kota yang berkeliaran tanpa tujuan

Bimbang…

            Runsing…

                        Bingung…

                                    Resah…

Jangan sampai kebebasan di ragut lagi!

Jangan sampai kita kehilangan maruah lagi!

Jangan sampai kita melopong memutih mata!

Jangan sampai darah mengalir lagi!

 

Ayuh!

Kita pertahankan birunya benteng keamanan dan perpaduan

Kita kekalkan putihnya warna keadilan 

budaya suci dan bermaruah

Kita sematkan merah berani di jiwa jenerasi baru

Kita pekatkan warna nilakandi kekuatan dan semangat

Kita selamatkan bumbung harta jenerasi kita

Kita semaikan selimut kemanusian

Agar kota kita ini

Tetap bermaruah

Tetap berwawasan

Keamananmu tercanang dimerata dunia.

 

November 2004.

 

 sempena puisi Bandaraya 2004

dscf0081.jpg
Masih Ada Sinar
Membuka helaian sejarah
Terkuit bilah bilah derita
Tercetus keluhan berat
Dan...
Seketika
Bernafas dialam nyata
Sejarahku tidak sehitam sejarahnya
Deritaku tidak seberat deritanya
Lantas
Aku bisa tersenyum
Sejarah tetap sejarah
tak mungkin dapat diputar kembali
Namun didepan
Masih luas perjalananku
Masih ada harapan yang bersinar
Menanti untukku gapai.
 
Kota Kinabalu
Mei 2004

dsc00263.jpg

SERINGKALI SAJA...

Seringkali saja

Jiwa ini tersentuh

Menangis tidak berair mata!

Aku sudah tidak tahan

Melihat!

Membaca!

Mendengar…

Kekejaman terhadap insan tidak berdosa

Bagai terikat seluruh tubuh

Cuma mampu melihat

Tanpa bisa berbuat apa apa!

 

Bilakah akan berhenti

Haruskah dibiarkan mereka bermaharajalela

Haruskah kita berdiam diri saja

Turut melihat!

Membisu!

Mendengar!

Kekejaman sebuah kuasa berhati binatang!

 

Hentikan peperangan itu!

Hentikan kekejaman itu!

Jangan sampai…

PENCIPTA dunia

Memusnahkan ciptaanNYA

Kerana kecewa

Pada kerakusan segumpal hati yang keras membatu

Keserakahan nafsu  kebinatangan

Yang tidak kenal erti perikemanusian

Yang tak kenal erti keimanan

Yang tidak berhati perut

Yang bertopengkan manusia disebalik jiwa setannya!

 

Hentikan!

Hentikan kekejaman itu!

Jangan sampai seluruh jiwa didunia luka

Jangan sampai api kemarahan merebak

Jangan sampai jiwa mereka tidak bisa dipujuk lagi

Jangan sampai air dilautan bertukar menjadi darah

Bunga api bertukar menjadi bom nuklier

Titik peluh warga kota

Bertukar menjadi batu dan pasir

Runtuh!

Musnah!

Hancur!

 

 

Hentikan!

Hentikan peperangan itu!

Carilah kedamaian

Carilah jalan muafakat

Jangan biarkan Allah terus kecewa

Kerana dia mencipta

Bumi dan isinya

Dengan kasih sayang sejati.

 

 

Kota Kinabalu

November 2004.

 

 

dscf0174.jpg
DATANG LAGILAH KE KOTAKU

Datanglah ke kotaku

Pasti…

Keramahan warga kotaku

Keamanan

Penghormatan

Sanjungan buatmu

Bakalku sajikan

Buat pengubat rindu bila berjauhan dari kotamu.

 

Datanglah ke kotaku

Walau tidak seindah kotamu

Akanku bentangkan permaidani sawah menghijau

Berdindingkan gunung dara dan hutan Tropika

Akanku selimutkan dirimu

Dalam warna warni budayaku

Merah keemasan warna suria meminta diri

Sucinya warna adat susilaku

Yang tak mungkin kau dapat dari kotamu.

 

Datanglah ke kotaku

Yang dulu pernah kau katakan dulu:

Kota ketingallan zaman

Kota berpenghunikan warga kuno

Beristana di atas pokok

Namun katamu kaya budi pekerti

 

Datang lagilah ke kotaku

Pasti akanku hidangkan lagi

Laut kebiruan memukau hati

Putihnya pasir pantai

Dipujuk mesra sang ombak

Sejuknya bayu samuderaku

Bagai dikucup sang kekasih

Disemai bersama senyum dan lambaian manis

 

Selamat datang dan selamat tinggal

Dan datang lagilah kekotaku

Bawalah wargamu

Gemburkan pada mereka

Kebahagian yang kau kecapi dari kotaku

Sanjungan yang kau rasai dari warga kotaku

Keindahan yang kau lihat dari kotaku

Gambarkanlah segala keindahan kotaku

Yang telah kotaku sajikan padamu.

 

 

Kota Kinabalu

december 2004.

 

dscf0034.jpg

Kenapa...
Bilaku bertanya padamu....
Kenapa kau jadi begini?
Kenapa kau merosakkan
Hidupmu dengan najis pembawa maut ini?
 
Kau menjawab lemah...
Menyalahkan mereka semua
Katamu...
Rakan rapatmu menjerutmu ke lembah ini
Ibu bapa tidak pernah menyayangimu
Adik beradik menjauhkan diri
Sahabat handai menyepi diri
Masyarakat memandang rendah
mengeji dan menghinamu
 
Namun kau tak pernah berkata
Semua ini kau lakukan
Kerana atas kemahuan sendiri!
 
Kadangkala aku benci padamu
kau tidak pernah mahu bertanggung jawap
Atas kelemahanmu
Kau tidak dapat mengatasi
Masaalah yang dapat
di uraikan dengan jalan bersih.
 

dscf0138.jpg

CUKUP SAMPAI DI SINI

Cukuplah sampai di sini

Bangkit dan hapuskan airmatamu

Tutuplah lembar lembar deritamu

Jangan kenangi sejarah hitam itu lagi.

 

Cukuplah sampai di sini

Kita harus terus tabah

Menghadapi halangan mendatang

Jangan mengalah!

Kita kaum yang cekal

Kuat

            Tabah

                        Sabar…

 

Cukuplah!

Jangan terus menyesali

            Menangis

                        Kecewa

                                    Putus harapan!

 

Cukuplah sampai di sini

Kutiplah kepingan deritamu

Tanamkan ke dasar lautan

Walau payah untuk dilupakan.

dscf0190.jpg

Ya Allah…

Aku tahu

Biar gunung hancur lebur

Biar lautan mengering

KasihmMU padaku takkan berubah

Tetap memayungi setiap langkahku.

 

Aku tahu KAU tidak pernah meninggalkanku

KAU tidak pernah berhenti menyayangiku

Memberiku semangat

Ketika diri terlalu lemah untuk terus melangkah

 

Aku sedar…

Seringkali bila pernderitaan itu

Terlalu berat untukku tanggungi

KAU ada di sisiku

KAU tidak pernah meninggalkan

Diri ini sendirian.

 

Kadang kadang…

Terasa seperti KAU anugerahkan padaku

Sepasang kepak yang kuat

Dapat membawa aku ke alam bahagia

Bila derita tidak putus mengetuk pintu jiwaku

Ketika itu terasa segalanya begitu ringan

Begitu tabah

Terlalu kuat

Menghalau segala penderitaan.

Syukurku tidak bernoktah.

 

Y Allah….

Aku sedar KAU tidak pernah meninggalkanku sendiri

Tidak pernah membiarkanku bila delema melanda

Sering berjalan disisiku

Tidak pernah sesaat melupakanku

Namun…

Aku sering melupakanMU

Bila derita mula kabur

Bila bahagia bertaktha di jiwa. 

 

Lord...
I seldom says thank you to YOU
When I am blessed
with all the joy and happiness in this world.
 
Lord...
I seldom run to YOU
When everything was perfect in my life
When the sun always shines on me
 
But Lord...
When there is sadness, sorrowful and tears run over my face
I kneel and look for YOU.
 
Lord..
How ungrateful I am
But I know YOU love me
and always forgive me
touch me today LORD
Let my love become stronger and stronger
Let my faith become deeper and deeper
So that I know how to thank YOU.
 

dscf0024.jpg

May 2004

Kota Kinabalu Oh Kotaku

 

Dulu Api-Api

Menjadi Jesselton

Kisah anak muda Inggeris

Yang berwawasan konon mahu memajukan

Jauh di pinggir kota

Meragut!

            Menimba

Segala keuntungan

Segala kemewahan kembali ke negaranya.

 

Dulu Api Api

Sudah bergelar Jesselton

Sehingga ketibaannya

Jejaka dari matahari terbit

Sama bohongnya

Sama tipunya

Mengerah!

            Menyeksa

                        Lintah darat semua!

 

Dulu Api Api

Setelah serik menderita

Anak bumimu bangun dan bertindak

Mahukan kemerdekaan

Lantar bendera merah bulat tumpas

Union Jack juga dengan lesu

Berkibar turun di gantikan Jalur Gemilang

Dan menyanjungi kebangaanmu Kinabalu

Kotaku …

 

Kotaku Oh Kota Kinabalu

Di dadamu kini tersumbat

Kesedihan

Di bahumu terpikul

Bebanan

Apa akan terjadi pada geledangan itu

Rumah setingan itu

Bimbang…

Jangan sampai kebebasan di ragut lagi.

dsc00470.jpg
Pulangkan...
(bring them back home - New York 25/11/04)

Berapa banyak lagi...

Yang harus terkorban

Tidak cukup lagikah

Airmata dan keringat yang mengalir disini

Tidak cukup lagikah

Darah yang tumpah disini

Tidak cukup lagikah

Kasih yang terputus disini!

Pulangkan…

Pulangkan!

Anak anak muda

Ayah dan ibu

Yang seharusnya mempertahankan

Tanah air sendiri!

 

Berapa banyak lagi

Yang bakal dihantar

Yang pasti gugur

Terkorban

Di tanah air orang

Pulangkan…

Pulangkan!

Usahkau siram dendammu

Dengan api senjatamu

Usah kau tunjukkan keeoganmu

Dengam mengorbankan wargamu

Cukuplah!

 

Pulangkan!

Pulangkan mereka…

Aku tak sanggup lagi melihat

Darah merah tumpah kebumi

Aku tak tahan lagi

Menahan derita

Melihat ibu kehilangan anak

Aka tak tega

Membaca warkah sedih lagi

Melihat

Ibu

Ayah

Hiba disebalik keranda berbungkus bendera

Melihat isteri kehilangan suami

Dan….

Anak menjadi yatim

 

Apa yang kau dapat!

Dari keegoanmu

Dari dendammu

Lupakah kau?

Ada yang lebih berkuasa darimu

Bukalah pintu hatimu

Pada kedamaian

Keamanan

Keluhuran

Perpaduan

Agar anak bangsamu

Tidak jatuh di medan perjuangan

Yang tidak berbaloi

Untuk mengibarkan benderamu disana!

Pulangkanlah…

Peuangkan mereka

Kepangkuan keluarga

Berbakti di tanah air sendiri.

 

Berapa banyak lagi….

Tidak cukup lagikah

Darah yang mengalir itu…

Kasih yang terputus

Bersemadi bersama mereka

Sudahlah…

Pulangkan mereka.

 

 

dsc00484.jpg

Merenung tapak yang kosong
Hanya tinggal kesan runtuhan
Sebatang besi masih angkuh berdiri
Yang pernah menyokong
Bangunan World Trade Center
 
Andai besi itu bisa berbicara
Pasti luahan bahagianya
Terlukis
Dan
Andai dia bisa bercerita lagi
Pasti tercetus derita
Airmata dan sesal dari hatinya.
 
Merenung tapak yang kosong
Dipagari besi besi waja
Hatiku tersentuh disini
Jantungku berdegup pantas
Seperti dapatku bayangkan
Kengerian
Bila dua burung besi gergasi
Menyerang bangunan segak dan ternama itu.
 
Jiwaku bak ditisuk sembilu
Pasukan penyelamat
Angota keselamatan
Sanak saudara
Sahabat handai
Orang yang prihatin
Masih berada disini
Seolah olah masih menunggu harapan
Ada nyawa yang bisa di selamatkan
Biar sudah setahun berlalu
Biar runtuhan sudah di bersihkan
Yang tinggal cuma
Satu kawasan lapang yang berlobang luas!
 
Dibelakangku
Sekumpulan insan yang prihatin
Yang sayangkan
Nyawa saudara
Mengibarkan slogan
Beriringin secara aman
dan memohon simpati sesama insan
aAar dikembalikan
Pejuang negara yang dihantar untuk membalas dendam
Bring them back!
Bring them back!
 
Debaran didadaku terasa pantas sekali
Bila menyambut pamplet dari tangan seorang ayah
Yang berkata
Aku kehilangan adik disini
Dan mungkin akan
kehilangan anakku lagi.
 
Air mata seorang abang dan ayah itu
Membuat darahku mendidih!
Andai aku punya kuasa
Akanku sentuh jiwa jiwa angkuh
Yang tidak punya perasaan
Untuk menghargai keringat yang mengalir
Apa lagi darahyang tumpah!
Dan
Andai aku punya kuasa
Akanku sumpah Mahluk mahluk perosak itu
Yang berhati setan bertuhankan kekuasaan dunia
Menjadi anjing jalanan 
Diherdik dan di sepak sepanjang masa!
 
Aku tertanya tanya
Kenapa mereka harus mati
Kalau mati ditanah air sendiri
mempertahankan nusa dan bangsa sendiri
Mereka itu memang hero!
Pejuang!
Perwira!
Pendekar!
Tapi untuk mati ditanah orang
Atas misi yang kabur
Siapalah mereka itu!
Seperti mati katak saja!
 
Wahai pemimpin negaramu...
Bring them back home!
Bring them back home
kerana negaramu pasti memerlukan mereka nanti
Bila dendam mereka tumpah keatas negaramu
Bila peluru tak bermata
Menghala kearahmu!
 
New York 25/11/04

kASIHKU BERPUTIK DI SINI
dsc01848.jpg
.

Sayang, kasihku berputik di sini

 

Sayang…

Masih segar kenangan itu

Sesegar bayu petang yang menyapa wajah kita

Seindah lautan menghijau kebiruan

Seunik laut menerima kepulangan sang mentari.

 

Masih segar dalam ingatanku

Kasihku berputik disini…

Jiwaku bergelora disini

Sayangku bercambah disini

Semerah mentari petang…

 

 

Sayang…

Masihkah kau ingat dedaun pandan menghijau itu

Masihkah kau terbayang pasir putih menjadi permaidani kita

Masihkah terbayang indahnya sinar mentari petang membenamkan dirinya

Masihkah kau ingat kasih kita berputik disini?

 

 

Sayang…

Sekelip mata kita mudah lupa…

Betapa beruntungnya bila cinta menerangi hidup kita

Namun kita sering membuat jiwa itu berdarah

Kita sering mengores hati itu

Kita sering membiarkan kebodohan menghancur cinta kita.

 

Sayang…

Apakah kita sudah terlambat

Untuk membuka kemaafan mengetuk jiwa

Tidak bernilaikah cinta kita itu?

Tidak berertikah kasih saying kita itu?

Tidak terasakah kehilangan itu?

Sedangkan kasih pernah bersemi

Kini layu kegersangan!

 

 

Beringis Resort
Ogos 2004

dscf0183.jpg

Kerinduanku

Nun jauh di sana

Titis embun pagi

Suasana hijau kesejehteraan

Belaian  bayu senja

Mengucup warna keamanan

Warna warna keindahan

Terpampang di dadamu.

 

Aduh!

Betapa aku merinduimu

Sendirian di sini

Jiwaku masih tertinggal di sana

Lambaian jari jemarimu

Serasa mengakhiri pertemuan ini

 

Aduhai!

Biar sesaat bersamamu

Seribu kasihku bercambah

Terasa nyawa ini di panjangkan lagi

Untuk terus bersamamu

Menyanjungi

Menyayangi

Menghargai

Keunikan dan keindahanmu

 

Argh…..

Entah bila lagi

Bakalku singgahi alam kayanganmu

Untukku kucup segala kedamaian

Keamanan

Kesejahteraan

Keriangan

Yang pernah kau beri padaku.

 

Aduhai!

Akanku kenang selalu

Biar jauh untuk di gapai

Biar sukar untukku paut

Biar mustahil untukku dapati

Kerana kau telah memberi aku

Segala kebahagian….

Lagud Seberang - Tenom

5/12/04

Entahlah!
dsc00439.jpg
Entahlah...
Berjauhan begini
Kerinduan
Menghantui setiap detik
Cuma kenangan manis pengubat rindu.
 
Berjauhan begini
Terkadang aku terifkir
Adakah kau merinduiku?
Ataukah mungkin disebaliknya
Entahlah!
Baltimore, USA
November 2003

Biarlah!

(Khas buat Rose S.Karim)

dsc00438.jpg
Ocean City, Mary Land USA
November 2003
 

Sahabatku...

Benar katamu

Manusia tidak pernah puas

Apapun yang kita lakukan

Segala galanya kurang

Pengorbanan yang kita buat

Tidak pernah di hargai

kebaikan yang kita curahkan

Sering di salah ertikan

Hanya setelah kita tiada

Baru ada yang tersentak

Teringat!

Selama ini kita sering dilupakan

 

Namun sahabatku...

Bila masa itu sampai kelak

Semua sudah terlambat

Kerana kita sudah tidak bisa berbicara lagi

Cuma nisan kaku kita berdiri sepi

sesepi kita didunia ini.

 

Sahabatku...

Tak payahlah...

Janganlah mengharap...

Biarkan saja...

Kalau mereka sedar alangkah beruntungnya kita

Kalau tidakpun...

Biarkanlah!

Embun pagi tetap menyapa pusara kita.

 

FORGET ME NOT

Forget me not

When the sky become cloudy

When raindrops keep on falling

When tunderstorms seems touchuring!

Forget me not

When the smile shine faded

When the beauty turns to beast

When the darkness come across

 

Forget me not

When the green green grass covered me

When my existence become a history

When the curtain close my life

 

Forget me not

When the sun shines on your life

When happiness is your blanket

When every wish is at your fingertip

When love wrapping you.

Forget me not

When  memories fades away

When every step stopped

When there's somebody....

29210025.jpg

Pengalaman mendewasakan
memberi ketabahan
Menyempurnakan kekurangan
menambahkan kasih sayang

Teman teman sering bertanya kenapa terlalu banyak puisi cinta yang aku coretkan, apakah aku  sedang di lamun cinta?
 
Lantas aku menjawab 'Dalam diri ini memang terlalu banyak cinta dan kasih sayang, cinta pada keluarga, pada suami, pada anak anak, pada adik adik dan abang, cinta pada alam, pada sesama insan dan lebih besar cintaku pada Allah Yang Maha Esa.
 

ANDAI SAJA...
dsc00538.jpg
Singapura
April 2002
Andai hati ini
Diadun dari besi waja
Dan andai saja hati ini
dari simpulan batu keras membatu
Pasti!
Tiada maaf bagimu
Dan pasti....
Pintu hati ini tertutup untukmu!

KAU PERNAH BERKATA...
Stream 2
Makati, Manila - 1999
Kau pernah berkata
Wanita itu...
Harus disanjung bukan dipijak!
Harus disayangi bukan disakiti!
Harus dicintai bukan dihina!

Tetapi kenapa...
Wanita menjadi permainanmu
Pemuas nafsu serakahmu
menjadi tempatmu bergantung
agar kau bisa terus ketawa
agar sakumu terus berisi!

Dan ...
Kau pernah berkata
Wanita tulang belakangmu
kalau patah, patahlah kamu
Kalau retak, retaklah kamu
Kenapa kau biarkan ia terus menderita?
Lupakah kau akan janjimu?
Lupakah kau wanita itu penyelamatmu?
Kenapa kau biarkan ia menderita...
Dari satu lorong ke lorong gelap
Dari satu kumbang ke kumbang jalang
agar hidupmu terus terang
Lupakah kau dia harus kau cintai
harus disayangi
bukan dipermainkan!

Antik dan bergaya
dsc00249.jpg

Kak Dayang…

Mengenali mu…

Belajar darimu…

Membuat otak lapukku

Mula mengasah jentera berkarat

Berdiri dan menbongkok diri

Menyelinap dikalangan pemuitis berbakat

Memasang topeng diri

Mencuba dan terus belajar

Biar terasa diri seperti agak terlambat.

 

Mengenalimu…

Terasa membakar semangat perjuangan

Kau menaikan martabat wanita

Kau pejuang

Yang tak pernah kenal

Apa itu ertinya

Payah dalam kepenatan

Jemu dalam kejerihan!

 

Kak Dayang…

Kau idolaku

Kerana kau pernah berkata

Kalau tidak kita siapa lagi…

Dan Penulis muda penuh berbakat

Pernah berkata

kau antik dan tetap bergaya

Mahal luahan ideamu

Segar setiap jenakamu

Bergaya setiap langkahmu

 

Kau idolaku

Selagi hayat dikandung badan

Kita teruskan perjuangan

Cambahkan minda

Kerana kita percaya

Mata pena lebih tajam dari senjata!

 

 

 

Sepitang
2002

Bu...Disini Aman!

09940040.jpg
Malioboro, Jokjakarta
January 2002
Katanya...
Ibu...biar aja kantongnya disini
Ngak apa apa
disini aman!

Bu... ayuh kita pusing pusing kota naik becak
Cuma dua puluh rupiah
Aku perlu uang
Anak di rumah lagi mau nyusu


Bu...kalau nanti kembali ke Malaysia
Jangun lupa kami
agar silaturahim terus tersambung
dan mengingati kami
Kehidupan kami...
disini aman!

Yah! Memang di sini aman bu!
Beca berbaris menanti giliran
Denggus kuda keramat kesayangan wak tua
Badan kurus mengkilat dibakar mentari
Hujan dan panas tetap setia
Menanti rezeki mengetuk pintu.

Bu... jangan gusar, disini aman
tapi jangan jalan sendirian
apalagi ibu orang asing!

Aku mengeluh panjang,
Hiba dan sedih datang menguris jiwa
ditengah kesibukan dan kemiskinan
masih ada jiwa yang suci
menegakkan kesucian pribadi
biar yang lain dengan jalan nodanya.

katanya, disini aman bu...
asalkan jangan tertipu
asalkan jangan terpedaya
disini tetap aman!

dscn3133.jpg
Tutuplah Tirai Dendammu

Benang yang kusut

Kita urai bersama

Menjadi satu ikatan kukuh

Ucaplah selamat tinggal pada dendam

Lontarkan segala kemarahanmu

Jauh kedalam dasar lautan

Jernihkan yang keruh

Tutuplah tirai dendammu.

 

Aku Cuma Risau

dsc00480.jpg

Kota Kinabalu - October 2004
Aku cuma risau....
Anak anak berkeliaran di kota
Tanpa kenal panas dan hujan
Tanpa tahu apa itu peraturan!

Anak muda berlepakan dipasaraya
Tanpa arah dan tujuan
Tanpa menghormati adat susila
Tanpa mau tahu esok nanti bagai mana?

Aku cuma risau....
Kota ini seakan bukan milik kita lagi
Anak watan ketakutan merebut ruang rezeki
Penghuni sering ketakutan! Rimas!
Terkadang undang undang di tangan mereka!

Berkeliaran terbiar dikota bukan anak kita
Berjaja dipasar bukan orang kita
Bermaharajalela dikota bukan orang kita
Meraih simpati di jalanan bukan orang kita!

Aku cuma risau...
Kelak yang memegang jawatan besarpun bukan orang kita
Yang menerajui negeri bukan orang kita lagi
Segala hak kita bakal direbut!
Kita tinggal berputih mata!

Aku cuma risau...
kelak anak anak kita pula kehilangan hak
Kemerdekaan kita milik orang luar
dan.....
Anak anak kita nanti
bakal menumpang di negara sendiri!

Argh......
Aku cuma risau
Andai ini benar berlaku

Tanpa mu...
Seperti bernafas di dalam air
Seperti dahaga di gurun Sahara
Seperti berenang di lautan api!

Rainbow
Miri, Sarawak
4 Ogos, 2004
CINTA
Satu perasaan...
unik!
Tercipta dari mata
bertapak di hati.
 
Satu perasaan...
Suci
Bersemi mekar
berkembang dalam jiwa.
 
Satu perasaan
rindu
menagih kasih sayang
meminta disirami dan dibelai.
 
Satu perasaan...
mengamit kecewa
dalam sukma
bila cinta bertukar hati.

dscn3128.jpg

Jangan Ada Dendam

Kita pernah belayar bersama
Mengharungi gelora di samudera
Kita pernah melangkah bersama
menyelusuri jalan penuh onak dan duri
Bahtera kita pernah bocor dipukul badai
Kaki kita pernah berdarah di tusuk onak berbisa

Kita pernah menghirup erti kebahagian
Kita pernah merasa manisnya madu
Kita pernah mengadun mimpi untik sehidup semati
Dan kita pernah impikan mahligai bahagia bakal milik kita.

Namun panas tidak sampai ke petang
Rupanya hujan di tengah hari
Bahtera kita tengellam di lautan menganas
Mahligai kita hancur terhempas
Impian kita berkecai sejuta
Dan lalu kita melepaskan jalinan jari jemari
Membawa langkah berasingan .

Namun jangan ada dendam diantara kita
Jangan ada benci dijiwa kita
Kerana ini bukan pintaku
Dan bukan jua yang kau mahu.

Bangkok
Julai 2004

Keyboard

Aduh! Diserang Virus lagi!

Sakit hatiku!
Pedih!
Hampa!
 
Sakit hatiku!
Sesal tak sudah!
Angkara si virus!
 
Aduh!
Coretan perasaanku
Kucurahkan dalam puisi
Dalam cerpen
Hilang begitu saja!
 
Arghhh!!!
Mana mungkinku kutip lagi
Mana bisaku dapat lagi
Tidak dapatku selamatkan lagi
Hilang begitu saja
Keranamu VIRUS!
 
Kulontar kau dalam tong sampah
Wahai disketku sayang
yang pernah menyimpan
suara suara hatiku.
Arghhhhh...!!!

Kepayan
2001
 

Sunset Over Water
Kinarut,Papar
22 April 1997
Sesekali...Aku Merinduimu
Sesekali...
Aku sangat merinduimu
Masih belum dapat menerima kenyataan itu.
 
Sesekali
Masih terasa sakit di bahuku
Bila menerima tumbukan sulungmu
Masih terasa kau ada disini
Argh! Sesekali aku sangat merinduimu.
 
Sesekali
Aku terserempak dengan anak muda
Yang kacak seiras wajahmu
Lantas hatiku tersentuh
Rinduku tergamit
Apakah Tuhan sengaja
Mencipta manusia ada seiras
Agar rindu dan kehilangan
terubat segera.
 
Sesekali...
Aku menyesali
Kesalahan yang aku buat
Yang pernah membuat
Hatimu terhiris
Air matamu mengalir.
 
Sesekali...
Aku terfikir
Mengapa terlalu awal
Tuhan menjemputmu
Apakah kau diperlukan disana
Atau
Tuhan tak mahu kau terus menderita.
 
Sesekali...
Duhai adikku tersayang
Aku mencari wajah anak muda seirasmu
Senyum semanis senyummu
pengubat rinduku.
 
Dan...
Tidak pernah sesekalipun
Aku terlupa
Menghadiahkan bait bait doa untukmu
Agar kau bahagia disana
Sehingga kita bertemu lagi dik.
 
Buat adikku Justin B. Tati Sitaim, yang pergi menemui Tuhan dan meninggalkan empat puteri dan satu putera tersayang. 

Helaian Duka Satu Pengajaran
Firemen
Runtuhan WTC, New York
25 November 2003

Disiniku lihat…

Kepiluan

Kegerian

            Kekejaman

                        Ketamakkan

Ketidakadilan.

 

Disiniku lihat…

            Kerapuhan

                        Kemurkaan

                                    Dendam

Keegoan

Kejahilan..

 

Disiniku lihat

            Keegoan satu kuasa

                        Kebuasan nafsu serakah

                                  Tipisnya suatu keimanan

                       Mempengaruhi minda insan

           Sehingga lupa perikemanusian.

 

Disini jugaku lihat…

            Bencana menimpa membuka mata

                     Malapetaka menimpa mengamit taubat

                                    Benarlah katanya…

                   Allah membuka tabir bentangnya

           Agar pengajaran membawa kejalan lurus.

 

 

 

dscf0211.jpg

Kau pernah berkata...
Dia bukan anjing
Yang harus di halau
kalau datang ke rumahmu
 
Kau pernah berkata
Jangan sekali mempersalahkan kamu
Jangan sekali menyesali takdir
kerana...
Pintu rumahmu kau buka
Kerana pintu rumahku sering tertutup!
 
 
Kau pernah berkata
Rumahku sudah uzur di mamah usia
lantainya sudah mulai reput
Tangganya sudah patah mematah
Dindingnya sudah berlobang lobang
Dan atapnya sudah bocor membocor!
 
Apapun katamu
Aku tidak mungkin
Merelakan segala tuduhanmu
Kerana aku tahu
Dunia ini bulat
Hari ini hariku
Mungkin besok harimu.

Dalam hidup ini, aku percaya akan karma, pembalasan dan pahala. Aku juga percaya apa yang kita buat hari ini akan terjadi pada kita esok, tulat dan hari hari yang menanti.
Dari itu sebelum membuat sesuatu yang bakal menyusahkan orang lain, fikir dulu.........

Paris
2000

dscf0210.jpg

KUTINGGALKAN KOTAMU

Kutinggalkan kotaku

Berbekalkan kekuatan diri

Keyakinan nan waja

Bertaqwa pada Ilahi

Tentunya bahagia ada ditanah seberang.

 

Kini kakiku bertapak disini

Tanah seberang yang dulu kuimpikan

Bakal merealisasikan dambaanku

Namun aku tak pernah lupa diri

Nun disana ada insan merinduiku.

 

Ternyata rezekiku diredhai Allah

Perjalananku selusuri dengan berkat

Rintangan sering mengalah padaku

Pengalaman mengajarku

Menjadi insan dewasa berkeyakinan

 

Kini jiwaku sering digamit rindu

Kerinduan pada orang tuaku

Melambaiku pulang

“Pulanglah anakku, kami merinduimu”

Pilu dan sedu sanubariku

Terasa belum cukupku bayar jasamu

Walau membayar setitik keringatmu.

 

Tanpaku sedari

Lambaian orang tuaku dulu

Yang mengiakan perpisahan itu

Adalahlah lambaian terakhir

Pada anak diperantauan.

 

 

Ramada Hotel
Las Vegas, Nevada
USA

15/12/2002

Dunia semakin tua

Disana sini kejahilan berleluasa. Perang terus menganas. Malah rumah ibadatpun tidak di hormati. Dunia semakin tua! Tiada lagi kasih sayang sesama manusia.
Penderaan terus menjadi, anak di rogol! Wanita di bunuh! Apa ini! Kenapa terlalu ramai manusia berjiwa binatang! Setan!
Kenapa terlalu banyak setan bertopengkan manusia!
Dunia sekarang terlalu kejam!

Illustration: Seniors in the park

Ibu Tua Dan Puisi Rindunya

Di gubuk usang

Terketar jari jemari memohon doa

Agar kembali permata hatinya

Yang dulu di belai manja

Yang dulu di susuinya

Yang dulu tidur lena atas buaian

Di gubuk usang ini.

 

Mana pergi permata hatiku

Mana pergi buah hatiku

Yang di gigit nyamukpun

Aku tak relakan

Apa lagi hidup memderita

 

Lihatlah aku ini anakku

Hanya kulit pembalut tulang

Seribu kedut menyimpan derita

Hanya sekeping hati masih bertenaga

Memohon dan menunggu setia

Kehadiranmu anak anakku

 

Datanglah …

Anak anakku

Lihatlah ibu mu ini

Yang merindui kasih sayangmu

Bukan wang ringgit pintaku

Cuma belaianmu aku rindukan

Datanglah….

Sebelum tirai menutup perjalanan hidup ini.

 

 

 

 

 

Kota Kinabalu
1995

dsc00545.jpg

PUISI SEORANG IBU TUA

 

Malam sepi membisu

Hanya bintang bintang menjadi teman

Si ibu tua menulis puisi rindunya

Untuk anakanda tercinta.

 

Disini ibu tua menanti

Sentuhan halus jari jemari

Senyum manis wajah anaknya

Yang pergi tanpa kabar berita

Kalau matipun mana kuburnya.

 

Dalam kepingan duka

Sepi dan rindu menekan dada

Hati yang marah terus di pujuk

Hati yang  merajuk terus di belai

 

Usia sudah lama menyapa rambutnya

Mana anak yang disusui dulu

Mana anak yang di belainya dulu

Mana anak yang tidur dilengannya dulu

 

Si ibu tua dengan puisi rindunya

Menanti anak yang kini khayal

Ynag leka dengan kemilikan nya

Ironi yang sudah banyak berubah

Namu si ibu tua tetap saying

Tetap mengampuni walau si anak alpa

Walau sia anak sudah jauh kecundang.

 

Si ibu tua dengan puisi rindunya

Menadah tangan memohon restu

Semoga terubat rindu di hati

Sebelum malam menutup tirainya

Sebelum ajal menjemput diri.

 

Puisi ini tercipta semasa melawat warga emasdi Sri Pritchard. Semoga Tuhan memberi damai di jiwa mereka.

Sri Pritchard
Ahad, 25 October 1995

Clown

AKUKAH BAKAL PENGANTIMU?

 

 

Pernahkah kau bertanya …

Mengapa aku harus lahir ke dunia ini

Yang penuh kesengsaraan

Penuh kepura-puraan?

 

Pernahkah kau bertanya

Mengapa harus diriku diheret ke lembah ini

Menadah tangan seribu harapan

Memohon simpati dari yang prihatin?

 

Pernahkah kau bertanya

Kenapa harus kau biarkan hidup tanpa kasih sayang sejati

Kenapa wang pembeli segalanya

Namun tak mampu membeli kasih sayang?

 

Pernahkah kau bertanya

Sampai kapan harus kita teruskan waktu di lorong ini

Mencari rezeki dengan cara berbeda

Aku dengan tanganku dan kau dengan tubuhmu?

 

Pernahkah kau bertanya

Apa akan terjadi selepas ini

Bila mekarmu sudah layu, manismu sudah tawar

Apakah aku bakal pengantimu?

 

 

 

 

 

 

Metro Manila

Jun 1999.

 

 

 

Hatiku terhiris bila melihat anak anak yang baru belajar berjaln sudah pandai menadah tangan memohon simpati di sepanjang lorong kota metro Manila.

Buterfly Avenue
Metro Manila
Jun 1999

dsc00478.jpg

St.Paul Cathedral
New York
November 2003
HEROES
For those who perished while trying to save other's life
Looking at your pictures
my heart bleeds
You're so young
So cute
yet so brave.
 
Looking at your body
Being carried amongst the victims
you so fragile
yet so brave
You're a hero!
 
Walking along the old tomb
my eyes stare at an empty space
Where the building stands proudly before
Now everthing perished
and you too
 
A hero
you saves lifes
And your friends are still here
doing what you did before
Our prayers always be with you
May you rest in peace.
 
 

Setelah Kau Tiada...
dscf0111.jpg
Mama...
Setelah kau tiada
Terasa hilang sebelah tangan
Pincang kaki ini.
 
Mama...
Setelah kau tiada
Terasa patah tempat bergantung
Rapuh segala harapan.
 
Mama...mama...mamaaaaaaa
Terlalu banyak deritaku
kuserah dibahumu
Sedangkan deritamu sendiri
Kau kuburkan dalam jiwamu
Dan kau bawa pergi bersamamu.
 
 
Kota Kinabalu
22 April 19

Policeman

Seluhur Kasihmu

Begitu murni cintamu
Begitu setia janjimu
Sehingga papa tidak menunggu lama
Pusara mama masih merah lagi
Lalu papa menyusul mama.
 
Seluhur kasihmu papa
Terkadang aku terfikir
Apakah kasih sayang yang kami beri
Tidak bernilai seperti kasih mama
Sehingga papa cepat menyusul
Meninggalkan kamu
Menjadi yatim piatu.
 
Seluhur kasihmu papa
Walau kamu berdua telah pergi
Masih hangat terasa kasih sayang kamu
Masih terasa kehadiran kamu berdua
Menjadi penyuluh dan pendorong kami
Untuk teruskan perjalanan
tanpa kamu berdua.
 
Seluhur kasihmu papa
Menjadi pengajaran kami
Bahawa disebalik derita ada sinar bahagia
Walau lambat digapai
Namum pasti tercapai.
 
Seluhur kasihmu papa
Tuhan tidak biarkan papa menderita lagi
Tugas papa sudah selesai di sini
Semoga beristirihat bersama orang orang yang beriman.
 
Putatan
October 1994
.

Papaku pernah berjasa melayan penjajah semasa perang dunia kedua, menentang Jepun dan bersara awal selepas Merdeka

Menebar dilaut dalam
dscf0066.jpg
Rome, Italy
April 2001
.

 

 

Kenangan pahit tetap terpahat

Ini lorong yang pernah diselusuri dulu

Mencari cinta yang panas membara

Kedamaian dan kebahagian

Namun waktu membunuh segalanya

Manusia kehilangan maruah!

 

Namun dalam noda dan dosa

Masih terselit keimanan putih

Menebar dilaut dalam

Berjuang di tengah keganasan nafsu serakah

Semoga tersentuh hati keras membatu

Tercelik mata yang buta!

 

 

KAU CUMA PELAKUN DIPENTAS DUNIA!

 

 

dsc00460.jpg

Tubuhmu ditelanjangi mata dunia

Hiba dan pilu menusuk jiwaku

Tidakku persalahkan dirimu

Tidak pula aku menghukummu

Gemuruh sorak insan yang di panggil lelaki

Yang bakal memperagakan kejantannya

Diranjang penuh noda

Dan kau adalah pelakunnya.

 

Lantas aku terfikir

Apa akan terjadi kelak

Bila madumu sudah tawar

Serimu sudah kekeringan

Apakah kau akan menghiasi lorong lorong itu

Yang dulu menjadi syurgamu

Dan bakal menjadi tempat kau menadah tangan

Meraih simpati pada yang masih prihatin.

 

Argh….!

Tak seharusnya! 

kalau aku mempersalahkanmu!

Salah! 

Kalau aku memandang serong!

Pada setiap langkah malammu

Nun di desa ibu dan ayah tuamu,

Menunggumu dengan tabah

Walau tahu setiap langkahmu

Tak bisa menegah dan menahanmu

Kerana ada dapur yang harus terus berasap

Dan ada jiwa jiwa suci yang harus terus membesar!

 

Dalam senyum dan gelakmu

Setiap langkah godaanmu

Bagiku adalah lakunan

Dipentas dunia…

Yang tidak kau relakan

Namun kerana …

Ada jiwa jiwa suci itu

yang memerlukan bantuanmu

Aku tahu...

Kau terpaksa terus berlakun..

 

 

Katherina Tati

Patpong, Bangkok

Jun 2004.

 

 

 

 

Patpong, Bangkok
Jun 2004

Lorong Ini Tidak Selamat Lagi
Kota Kinabalu
September 2004.
 
 
Carilah jalan agar nyawa anak anak kita sentiasa terselamat dari gangsterism
Hari ini kulalui lagi lorong itu
Anak anak kecil itu terus mengekoriku
Tangan tangan kecil mereka menarik hujung bajuku
Masih kecil dan belum mengerti erti penderitaan
Namun tahu perutnya sudah lapar...
 
"Kak! Minta duit
Mau makan"
Pedih hatiku bagai ditusuk sembili
Dirumah sisa makan masuk ke perut sampah
Di sini mereka menyelongkar sampah
mencari sesuap makanan.
 
Apa akan terjadi pada mereka nanti
Bagaimana harus mereka mencari rezeki
Mana mungkin terus meminta sedekah
Meragut?
           Mencuri?
                      Merompak?
                                      Membunuh?
           Cara apa lagi?
Hanya itu yang mereka pelajari
Dari lorong lorong perjalanan ini
 
Anak-anak jalanan ini
Bakal membesar dan terus berjuang
Untuk hidup
Dan anak anak kita
Bakal menjadi mangsa mereka
dan lorong perjalanan ini
tidak lagi selamat
buat kita dan anak anak kita kelak.
Kota Kinabalu
Oktober, 2004

Please get in touch with any comments or reactions to my site.